twitter


1. Metode Ceramah
a. Pengertian
Ceramah atau kuliah merupakan metode belajar tradisional di mana bahan disajikan oleh guru secara monolog, sehingga pembicaraan lebih bersifat satu arah. Peran guru lebih banyak dalam hal keaktifannya untuk memberikan materi pelajaran, sementara siswa mendengarkan dengan teliti serta mencatat yang pokok-pokok dari pernyataan yang dikemukakan oleh guru.

b. Kelebihan
 Ceramah merupakan metode belajar yang murah karena tidak memerlukan alat peraga yang lengkap. Tidak seperti metode demonstrasi yang memerlukan alat peraga yang lengkap.
 Ceramah merupakan metode pembelajaran yang mudah, karena guru hanya memerlukan modal suara ketika melakukan ceramah. Jadi tidak perlu persiapan yang rumit untuk melakukan metode ini.
 Guru dapat membatasi dan mengatur seberapa luas materi pelajaran yang akan disampaikan kepada muridnya sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yangingin dicapai.
 Melalui metode ceramah ini guru dapat mengendalikan keadaan kelas dengan mudah, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
 Jika guru dapat menguasai kelas dengan mudah, maka organisasi kelas pun dapat diatur secara sederhana.

c. Kekurangan
 Materi yang dapat dikuasai murid sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
 Ceramah yang tidak disertai oleh peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. Hal ini dikarenakan dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan murid hanya mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan kemampuan setiap murid tidaklah sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi melalui pendengarannya.
 Guru yang kemampuan bertuturnya yang kurang baik, dapat membuat murid-muridnya merasa bosan mendengarkan ceramahnya. Rasa bosan itu akan membuat siswa tidak fokus, walaupun secara fisik murid ada di dalam kelas, namun secara mental murid tidak mengikuti sama sekali proses pembelajaran.
 Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengetahui/mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan bertanya, dan tidak ada yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

2. Metode Tanya Jawab
a. Pengertian
Metode Tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh siswa. Metode Tanya jawab ini diberikan untuk membantu agar murid dapat memberikan tanggapan terhadap pertanyaan guru. Selama pelajaran berlangsung guru harus mengusahakan agar siswa menerima informasi yang sesuai dengan ruang lingkup permasalahan yang didiskusikan.

b. Kelebihan
 Tanya jawab dapat lebih mengaktifkan suasana kelas dibandingkan dengan metode ceramah.
 Melalui metode ini, murid akan lebih fokus pada persoalan yang sedang didiskusikan, karena pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian murid.
 Murid akan lebih cepat mengerti , karena guru memberi kesempatan murid untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas atau belum dimengerti sehingga guru dapat menjelaskan kembali materi yang belum dimengerti oleh murid.
 Melalui metode tanya jawab ini, guru dapat membantu murid untuk meengembangkan keberanian dan keterampilan mereka dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
 Melalui metode tanya jawab ini guru dapat mengetahui seberapa jauh jangkauan pengetahuan murid-muridnya, sehingga guru dapat mempersiapkan dengan matang materi yang akan diberikan selanjutnya.

c. Kekurangan
 Metode tanya jawab membutuhkan waktu yang tidak sedikit dan jumlah muridyang terlibat harus sedikit.
 Metode tanya jawab ini dapat menyebabkan permasalahan yang didiskusikan meluas, jika guru tidak menguasai materi dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan.
 Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar bila siswa baru diperkenalkan kepada bahan pembelajaran yang baru.
 Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa dalam forum tanya jawab.

3. Metode Diskusi
a. Pengertian
Metode diskusi merupakan cara lain dalam belajar-mengajar dimana guru dan murid, bahkan antarmurid terlibat dalam suatu proses interaksi secara aktif dan timbal balik dari dua arah. Metode ini merupakan interaksi antar murid atau murid dengan guru untuk menganalisa, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.

b. Kelebihan
 Metode diskusi ini dapat merangsang murid untuk lebih kreatif, khususnya dalam memeberikan gagasan atau ide – ide yang mereka miliki.
 Metode diskusi dapat melatih murid untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
 Metode diskusi dapat melatih murid untuk mengemukakan pendapat atau gagasan mereka secara verbal. Selai itu, murid juga lebih terlatih untuk menghargai pendapat orang lain.

c. Kekurangan
 Pada saat diskusi berlangsung sering terjadi pembicaraan dalam diskusi didominasi oleh dua atau tiga orang murid yang memiliki keterampilan berbicara.
 Kadang – kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
 Diskusi memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
 Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional dan tidak terkontrol. Akibatnya, kadang – kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu suasana belajar.

4. Metode Kerja Kelompok
a. Pengertian
Metode kerja kelompok merupakan salah satu metode mengajar , di mana murid di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Biasanya pengelompokkan itu berdasarkan :
• Adanya alat peraga yang tidak mencukupi jumlahnya
• Kemampuan belajar murid
• Minat Khusus
• Memperbesar partisipasi murid
• Pembagian tugas atau pekerjaan
• Kerjasama yang efektif

b. Kelebihan
 Metode kerja kelompok dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk menggunakan keterampilan bertanya.
 Melalui metode ini guru dapat membantu mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi pada murid.
 Melalui metode ini guru dapat memberikan kesempatan pada para murid untuk lebih kritis dan intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu permasalahan.
 Melalui metode kerja sama ini murid akan lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif partisipasi dalam diskusi
 Melalui metode ini guru dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan rasa menghargai pandapat orang lain.

c. Kekurangan
 Kerja kelompok sering kali hanya menlibatkan kepada murid yang mampu, sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan yang kurang
 Metode kerja sama ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula, jadi untuk melakukan metode ini membutuhkan waktu yang tidak sedkit.
 Keberhasilan kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan murid memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.

5. Metode Pemberian Tugas
a. Pengertian
Metode pemberian tugas merupakan metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak , sementara waktu sedikit. Tugas yang dimaksud di sini tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas.

b. Kelebihan
 Melalui pemberian tugas akan lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok.
 Melalui metode ini dapat mengembangkan kemandirian murid d iluar pengawasan guru.
 Melalui pemberian tugas guru dapat membina tanggung jwab dan disiplin murid.
 Melalui metode ini kreativitas murid dapat terbentuk.

c. Kekurangan
 Murid sulit unutk dikontrol mengenai pengerjaan tugas, khusunya untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja , sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
 Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu murid.
 Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan murid.


6. Metode Demonstrasi
a. Pengertian
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada murid tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Metode demomstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret walaupun dalam prosesnya murid cenderung hanya sekedar memperhatikan. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasialan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

b. Kelebihan
 Melalui metode demonstrasi ini verbalisme dapat dihindari, sebab murid disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan sehingga murid akan lebih mudah memahami apa yang sedang dipelajari.
 Melalui metode demonstrasi, proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab murid tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
 Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membangdingkan antara teori dan kenyataan.
 Metode demonstrasi dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret.
 Melalui metode demonstrasi ini murid dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan.

c. Kekurangan
 Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa adanya persiapan demonstrasi bisa gagal dan menyebabkan metode ini tidak efektif.
 Metode demonstrasi memerlukan peralatan, bahan – bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
 Metode demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.
 Menggunakan metode demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang.


7. Metode Eksperimen
a. Pengertian
Metode eksperimen merupakan metode pemebrian kesempatan kepada siswa perseorangan dan kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Metode ini dapat dilakukan kepada murid setelah guru memberikan arahan , aba-aba atau petunjuk.

b. Kelebihan
 Menggunakan metode eksperimen dapat membuat murid lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri.
 Melalui metode eksperimen ini guru dapat membantu mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi tentang ilmu dan teknologi.
 Melalui kegiatan bereksperimen akan mencetak generasi-generasi manusia yang dapat menemukan terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia kelak.

c. Kekurangan
 Peralatan yang digunakan untuk berekspeimen harus memadai, karena jika alat-alanya kurang akan mengakibatkan tidak setiap siswa berkesempatan mengadakan eksperimen.
 Metode ini menuntut ketelitian , keuletan, dan ketabahan.
 Metode eksperimen ini memerlukan jangka waktu yang lama.
 Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

8. Metode Simulasi
a. Pengertian
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura – pura atau berbuat seakan – akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan sebagai cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau benda yang sebenarnya.

b. Kelebihan
 Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi murid dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
 Simulasi dapat mengembangkan kreativitas murid, karena melalui simulasi murid diberi kesempatan untuk memainkan peran sesuai dengan topik yang disimulasikan.
 Melalui metode simulasi guru dapat membantu memupuk keberanian dan percaya diri murid.
 Menggunakan metode simulasi dapat memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
 Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.

c. Kekurangan
 Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
 Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
 Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi murid dalam melakukan simulasi.
 Menggunakan metode simulasi memrlukan biaya yang tinggi dan waktu yang lama.
 Fasilitas dan alat-alat khusus yang dibutuhkan mungkin sulit diperoleh serta mahal harganya dan pemeliharaannya.

9. Metode Penemuan
a. Pengertian
Metode penemuan merupakan metode pembelajaran di mana guru menyajikan bahan pelajaran yang tidak dalam bentuknya yang final. Muridlah yang diberikan kesempatan untuk mencari dan menemukannnya sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Secara garis besar prosedurnya yaitu stimulasi-perumusan masalah-pengumpulan data-analisis data-verifikasi-generalisasi. Pada penerapan metode ini terjadi proses mental di mana murid mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental adalah mengamati, mencerna, mengerti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan.

b. Kelebihan
 Metode penemuan ini sangat cocok untuk materi pelajaran yang bersifat kognitif.
 Melalui metode penemuan ini guru dapat membantu membangkitkan kegairahan belajar para murid.
 Menggunakan metode penemuan mampu memberikan kesempatan kepada murid untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
 Menggunakan metode penemuan ini mampu mengarahkan cara murid belajar , sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar giat
 Melalui metode penemuan ini dapat membantu murid untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.

c. Kekurangan
 Metode ini mengharuskan ada kesiapan dan kematangan metal murid.
 Apabila kelas terlalu besar, penggunaan metode ini kurang efektif.
 Penggunaan metode penemuan ini kurang memperhatikan perkembangan sikap dan keterampilann murid.
 Metode ini tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif

10. Metode Pengajaran Unit
a. Pengertian
Metode pengajaran unit merupakan metode pembelajaran di mana murid diberi kesempatan belajar secara aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai cara belajar secara unit.

b. Kelebihan
 Melalui metode pengajaran unit, murid dapat belajar secara keseluruhan sehingga hasil pelajarannya menjadi lebih berarti bagi mereka.
 Pengajaran unit dapat menimbulkan suasana kelas yang demokratis.
 Melalui metode pengajaran unit murid dapat menggunakan sumber-sumber materi pelajaran secara luas.
 Melalui metode pengajaran unit, prinsip-prinsip psikologi belajar modern dapat direalisasikan.

c. Kekurangan
 Menggunakan metode pengajaran unit memerlukan persiapan yang tidk mudah.
 Memerlukan seorang ahli yang betul-betul menguasai masalah.
 Perhatian guru harus lebih banyak dicurahkan pada bimbingan kerja murid.
 Kemungkinan pelajaran disajikan tidak mendalam karena terlalu luas sehinga pengetahuan murid hanya bersifat mengambang.



Sebagai makhluk individu, setiap manusia pasti memiliki karakter yang berbeda dengan manusia yang lain. Perbedaan karakter pada setiap manusia inilah yang menjadikan tiap manusia memiliki ciri khas masing-masing. Karakter masing-masing manusia itu sudah melekat pada dirinya sejak lahir. Begitu pula anak-anak pada usia sekolah dasar, setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda antara anak yang satu dan anak yang lain.
Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya adalah perkembangan fisik/jasmani, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian. Perkembangan masing-masing anak memiliki tempo dan iramanya sendiri karena tiap anak memiliki pembawaan dan bakat masing-masing. Oleh karena itu perkembangan seorang anak usia sekolah dasar tidak dapat disamaratakan.

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan karakteristik anak usia sekolah dasar ditinjau dari perkembangan fisik/jasmani:
1. Setiap anak memiliki bentuk fisik yang berbeda-beda walaupun usianya hamper sama. Ini disebabkan karena masing-masing anak berasal dari keturunan yang berbeda-beda pula. Misalnya anak keturunan dari orang Arab dengan orang Jawa asli mempunyai cirri-ciri yang berbeda.
2. Perbedaan jenis kelamin anak memengaruhi perkembangan fisiknya. Anak laki-laki fisiknya lebih kuat dibandingkan dengan anak perempuan yang kondisi fisiknya cenderung lebih lemah.
3. Nutrisi dan kesehatan memengaruhi perkembangan jasmani anak, karena nutrisi yang diperoleh setiap anak berbeda-beda. Anak yang nutrisinya terpenuhi, kondisi fisiknya lebih sehat dan perkembangan jasmaninya cenderung cepat.Sedangkan anak yang kekurangan nutrisi perkembangan jasmaninya lebih ambat dan kondisi kesehatannya lebih rentan terkena penyakit.
4. Perbedaan karakter anak juga dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat sekitarnya. Misalnya anak-anak yang berada di lingkungan pedesaan lebih kuat fisiknya daripada anak-anak yang berada di kota karena mereka terbiasa membantu orang tuanya yang memiliki pekerjaan berat.

B. Karakteristik anak usia sekolah dasar ditinjau dari perkembangan intelegensi dan emosionalnya:
1. Perkembangan intelegensi anak usia sekolah dasar antara anak satu berbeda dengan anak yang lain. Faktor yang memengaruhinya adalah kebugaran jasmaninya. Jika kondisi jasmaninya tidak bugar maka anak tersebut kurang dapat berpikir operasional.
2. Nutrisi dan kesehatan memengaruhi perkembangan intelegensi anak. Kekurangan nutrisi menyebabkan kondisi jasmani tidak bugar sehingga menyebabkan anak kurang dapat berpikir operasional, kemampuan mentalnya kurang.
3. Perlakuan orang tua terhadap anak dapat memengaruhi perkembangan intelegensi dan emisoanal anak. Misalnya orang tua yang otoriter terhadap anaknya akan membentuk mental anak menjadi tertekan. Mental yang tertekan akan menyebabkan perkembangan emosional anak terganggu. Berbeda dengan orang tua yang demokratis terhadap anaknya, anak bebas mengekspresikan perasaanya sehingga perkembangan emosionalnya stabil. Perkembangan emosional yang stabil akan menunjang perkembangan intelegensi


CBE saat ini memang sedang menggagas sebuah konsep Sekolah Berbasis
Sains dan Teknologi (SBST). Latar belakangnya adalah adanya pemikiran
bahwa di tengah dunia yang makin global, penguasaan sains dan teknologi
bagi sebuah bangsa akan sangat menentukan posisi bangsa tersebut di
antara bangsa-bangsa lain. Kami di CBE melihat bahwa pendidikan di
negara kita belum memiliki konsep yang kuat dalam penguasaan Sains dan
Teknologi tersebut.
Dua faktor mengapa penguasaan sains dan teknologi menjadi penting
adalah karena hal ini berhubungan erat dengan: 1) keberlangsungan umat
manusia di dunia ini, khususnya yang berhubungan dengan pilihan
tindakan yang bijak terhadap isu-isu global (pemanasan global, rekayasa
genetik dll); 2) tuntutan angkatan kerja dalam lingkungan ekonomi yang
berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Upaya peningkatan mutu pendidikan dengan menetapkan relevansi pada
tantangan masa depan sangatlah krusial. Kegagalan dalam memberikan arah
dan relevansi pendidikan pada perkembangan dunia akan membawa Indonesia
pada masalah yang sangat serius. Visi kita dalam menetapkan tantangan
di masa depan dan misi dalam mencapainya melalui pendidikan sangat
menentukan masa depan bangsa.
Kami percaya bahwa Sains dan Teknologi merupakan dua hal yang sangat
menonjol perkembangannya dalam membentuk dan menentukan corak kehidupan
manusia di masa kini dan akan semakin penting perannya di masa depan.
Kemajuan dalam sains dan teknologi juga menentukan besar kecilnya
pengaruh sebuah bangsa dalam percaturan dunia. Oleh sebab itu kemampuan
bangsa Indonesia dalam merumuskan arah dan kebijakannya dalam
pendidikan berbasis sains dan teknologi ini akan menentukan masa depan
bangsa Indonesia dan mempengaruhi posisi Indonesia di mata
bangsa-bangsa lain.. Pendidikan yang berbasis Sains dan Teknologi yang
dihubungkan dengan kehidupan nyata akan dapat membekali peserta didik
dengan kecakapan hidup dan kehidupan (life skill) yang secara
integratif memadukan potensi generik dan spesifik guna memecahkan dan
mengatasi problema kehidupan mereka sebagai individu dan juga bangsa
secara umum.

Ada beberapa permasalahan yang kita hadapi sehingga membuat kami
berpikir untuk menyodorkan konsep SBST tersebut. Salah satunya adalah
bahwa meski siswa-siswa Indonesia terus menerus memperoleh kemenangan
di berbagai olimpiade sains, secara agregat kualitas pendidikan di
Indonesia mengalami kemunduran yang serius. Hal ini dapat dilihat dari
berbagai statistik yang menunjukkannya. Dari komparasi internasional,
mutu pendidikan di Indonesia juga kurang menggembirakan. Human
Development Index (HDI) Indonesia menduduki peringkat 102 dari 106
negara yang disurvai dan satu peringkat di bawah Vietnam. Survai the
Political Economic Risk Consultation (PERC) melaporkan Indonesia berada
di peringkat ke 12 dari 12 negara yang disurvai, juga satu peringkat di
bawah Vietnam. Hasil studi the Third International Mathematics and
Science Study-Repeat (TIMSS-R 1999) melaporkan bahwa siswa SLTP
Indonesia menempati peringkat 32 untuk IPA dan 34 untuk Matematika dari
38 negara yang distudi di Asia, Australia dan Afrika. Demikian juga
hasil tes PISA tahun 2003 yang lebih khusus dalam literasi matematika
dan sains, yaitu bukan dalam isi pelajaran sainsnya sendiri tapi
menunjukkan pemahaman siswa tentang prinsip dan konsep sains dan
matematika melalui bacaan, prestasi belajar siswa berada di ranking 39
dari 41 negara lainnya. Pada skala nasional, sebelum diberlakukannya UN
tahun 2003, prestasi siswa pada ujian akhir sekolah angka rata-ratanya
pun tidak pernah mencapai standar. Demikian juga hasil tes PISA tahun
2003 yang lebih khusus dalam literasi matematika dan sains, yaitu bukan
dalam isi pelajaran sainsnya sendiri tapi menunjukkan pemahaman siswa
tentang prinsip dan konsep sains dan matematika melalui bacaan,
prestasi belajar siswa berada di ranking 39 dari 41 negara lainnya.
Pada skala nasional, sebelum diberlakukannya UN tahun 2003, prestasi
siswa pada ujian akhir sekolah angka rata-ratanya pun tidak pernah
mencapai standar. Perbandingan lain dapat dilihat dari jumlah pakar
yang kita miliki dengan negara-negara lain. Jumlah pakar kita per
10.000 orang tenaga kerja hanyalah 3,46 orang, dibandingkan Singapura
yang 40 orang dan Jepang yang 74,9 orang. Jelas sangat jauh dari
memadai untuk bersaing dengan negara-negara tersebut.
Hasil penilaian terhadap HDI maupun hasil survai TIMSS-R 1999 dan PECR
dengan 17 indikatornya serta fenomena yang ditemukan di tanah air
menjadi pelajaran (Lesson learned) yang sangat berharga, yaitu bahwa
upaya peningkatan mutu pendidikan yang selama ini dilakukan belum mampu
memecahkan masalah dasar pendidikan di Indonesia. Studi Blazely dkk.
(1997) melaporkan bahwa pembelajaran di sekolah cenderung sangat
teoretik dan tidak terkait dengan lingkungan di mana anak berada.
Akibatnya peserta didik tidak mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah guna memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi dalam kehidupan
keseharian.

Selain hal tersebut ada tantangan berat yang kita hadapi di masa depan.
Di dalam negeri krisis ekonomi menyebabkan angka pengangguran terus
meningkat, yang diperkirakan telah mencapai 40 juta. Mengingat krisis
ekonomi tersebut tampaknya belum segera pulih maka angka pengangguran
juga belum segera dapat turun, sehingga pendidikan perlu berperan aktif
membantu mengatasi pengangguran tersebut.
Dari dalam bidang pendidikan sendiri, diketahui terdapat 88,4% lulusan
SLTA tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, dan 34,4% lulusan SLTP yang
tidak melanjutkan ke SLTA. Mereka jelas berpotensi menambah jumlah
angka pengangguran yang sudah sedemikian besar. Hal ini berarti bahwa
perlu dipikirkan bagaimana pendidikan yang mereka peroleh di bangku
sekolah dapat berperan mengubah mereka menjadi manusia produktif, perlu
dipersiapkan bekal apa yang perlu diberikan kepada peserta didik agar
mereka dapat memasuki dunia kerja, dan menjadi bagian dari pembangunan
bangsa. Ironisnya, lulusan SLTP dan SLTA ini justru tidak mampu mengisi
kesempatan kerja yang tersedia karena ketidakrelevanan antara apa yang
telah mereka pelajari di sekolah dengan tantangan dunia kerja itu
sendiri. Pendidikan yang mereka peroleh di sekolah tidak dirancang
untuk mampu menjawab tantangan dunia kerja yang menuntut literasi sains
dan teknologi yang semakin tinggi standarnya.
AFTA ( Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour Area) telah
dimulai sejak 2003, yang berarti sejak saat itu persaingan tenaga kerja
akan menjadi terbuka. Konsekwensinya tenaga kerja kita harus mampu
bersaing secara terbuka dengan tenaga kerja asing dari berbagai negara.
Jika kita tidak mampu menjawab , maka mungkin tak lama lagi Indonesia
akan dibanjiri oleh tenaga kerja asing dari negeri jiran, seperti
Philipina, Banglades, India, dan sebagainya. Bangsa Indonesia tidak
akan mampu menjadi tuan di rumah sendiri dan harus menanggung beban
keterpurukan yang jauh lebih parah daripada krisis ekonomi yang sampai
sekarang belum juga selesai ini. Sekali lagi bidang pendidikan perlu
dirancang secara tepat agar dapat menjawab tantangan-tantangan masa
depan tersebut. Bangsa Indonesia harus dipersiapkan melalui pendidikan
yang berbasis sains dan teknologi agar mampu bersaing dengan rekan
mereka dari negara lain.
Meski sering digembar-gemborkan bahwa pendidikan haruslah seimbang
antara penguasaan IPTEK dan IMTAK tapi pemahaman tentang pendidikan
yang berbasiskan IPTEK itu sendiri tidak pernah dirumuskan secara jelas
sehingga dapat dijadikan sebagai arahan dalam implementasinya di
sekolah. Kebanggaan dan kepercayaan diri bangsa akan kemampuan
menguasai IPTEK yang selama ini telah mulai dibangun oleh BJ Habibie
dengan IPTN-nya kini tenggelam kembali.





Powered By Blogger